Jumat, 05 Mei 2017

Klompen Si Sandal Kayu


Budaya sepatu kayu sudah ada di Eropa sejak 700 tahun lalu. Sabots, sepatu untuk kerja berat, sudah dikenakan oleh petani Eropa terutama di Perancis dan kawasan Low Countries. Ada dua jenis Sabots, yang dibentuk dan dilubangi dari satu kayu utuh (disebut klompen oleh orang Belanda), dan yang lain berbentuk sepatu kulit berat dengan sol kayu.


Di Belanda, serikat pembuat klompen sudah ada sejak 1570. Awalnya, klompen dibuat dengan sol kayu dan kulit bagian atasnya. Akhirnya, klompen terbuat dari kayu utuh untuk melindungi seluruh bagian kaki. Alder, willow dan poplar adalah jenis kayu yang digunakan untuk membuat klompen. Menggunakan bubut, kayu dilubangi untuk membuatnya nyaman bagi kaki dan jari kaki.

Di era kolonisasi, Belanda membawa klompen ke tempat yang nantinya menjadi Indonesia. Tidak seperti klompen versi Belanda, klompen Indonesia umumnya sol kayu dan dengan kulit atau karet untuk bagian atas. Orang Indonesia juga menyebut klompen sebagai bakiak. Di Pasuruan (Jawa Timur), ada pusat klompen di Desa Warungdowo, Pohjentrek, dan di Desa Mulyorejo, Kraton. Di Malang (Jawa Timur juga), industri klompen ada di Desa Toyomarto, Singosari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Klompen Si Sandal Kayu Budaya sepatu kayu sudah ada di Eropa sejak 700 tahun lalu.   Sabots , sepatu untuk kerja berat, sudah dikenak...